UNIKAMA – Dituntut untuk memiliki kreatifitas dan inovasi tinggi, mahasiswa Prodi (Program Studi) Teknik Informatika Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menciptakan teknologi baru yang dinamakan Smart Farming. Smart Farming ini merupakan alat penanam benih sayuran yang diciptakan oleh Ega Febriawan mahasiswa semester 7 untuk memenuhi skripsi yang sedang ia tempuh.
“Sebenarnya Smart Farming merupakan teknologi yang saya ciptakan guna membantu masyarakat. Saat ini, banyak sekali masyarakat yang tinggal di perumahan dengan lahan yang sempit, tetapi mereka ingin bercocok tanam. Saya mencoba mencari solusinya dan terciptalah teknologi Smart Farming ini,” tutur Ega.
Teknologi Smart Farming ini masih berbentuk prototype, dengan skala kecil bukan untuk diaplikasikan ke dalam dunia industri.
“Teknologi ini hanya untuk penanaman benih saja, masyarakat yang memiliki lahan sempit sudah bisa bercocok tanam. Untuk Smart Farming kali ini saya masih konsen penanaman sayur sawi, karena sawi mudah perawatannya dan proses pertumbuhannya cepat jadi bisa langsung dipanen. Kalau mau menanam benih sayur yang lain tinggal mrenyesuaikan saja, hanya mengganti beberapa item di dalam teknologi ini,” tambahnya.
Selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Informatika Moh. Ahsan, M.Kom, M.T sangat mengapresiasi teknologi Smart Farming ciptaan Ega. Menurutnya, ini merupakan terobosan baru dan tercipta di momen yang sangat tepat karena sebentar lagi Prodi Teknik Informatika akan menjalin kerjasama dengan BALITKABI (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi).
“Sebentar lagi kami akan mengadakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan BALITKABI. Teknologi yang diciptakan Ega ini bisa kami sosialisasikan kepada BALITKABI. Memang masih konsen pada bibit sawi tetapi kami akan coba membantu untuk mengembangkan teknologi ini agar bisa dipergunakan menanam berbagai jenis benih,” ungkapnya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing I Muhammad Priyono Tri Sulistyanto, M.Eng mengaku tidak ada kesulitan untuk membimbing Ega dalam pembuatan teknologi Smart Farming. Ia sangat bangga dengan mahasiswa yang memiliki inovasi tinggi.
“Tidak terlalu sulit untuk membimbing Ega, teknologi yang ia ciptakan ini memang masih berskala kecil hanya untuk masyarakat yang memiliki lahan sempit. Tetapi bukan tidak mungkin teknologi ini bisa diciptakan dalam skala besar dan digunakan dalam dunia industri,” paparnya.
Sebenarnya teknologi Smart Farming yang diciptakan Ega tidak hanya digunakan untuk penanaman benih saja, melainkan perawatan dan juga proses panen. Hanya perlu mengubah beberapa alat yang ada didalam teknologi tersebut.
“Saya berharap ada banyak mahasiswa yang menciptakan inovasi-inovasi baru khususnya dibidang teknologi. Untuk Smart Farming ini nantinya akan menjadi penelitian yang dapat terus disempurnakan oleh adik tingkat Ega dan banyak teknologi baru yang dihasilkan oleh mahasiswa,” tutupnya.
Sudah semestinya sebagai mahasiswa harus memiliki jiwa kreatif dan inovasi tinggi, hal ini sangat diperlukan mereka dalam dunia kerja.